Text
EFEKTIVITAS APLIKASI PUPUK KONSORSIUM MIKROBA PADA TANAMAN TUMPANG SARI KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L) Merril) DI AREAL TBM KARET
XMLMemanfaatkan areal di gawangan karet dapat menambah penghasilan pada satuan luas areal tanah sebelum tanaman karet menghasilkan. Metode yang dapat diterapkan yaitu dengan tumpang sari tanaman kedelai edamame. Dengan penggunaan aplikasi pupuk konsorsium mikroba dalam budidaya tanaman tumpang sari kedelai edamame. Pemupukan menjadi faktor penentu dalam budidaya tanaman. Pupuk sangat berperan besar dalam proses perbaikan kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Bioneensis merupakan salah satu pupuk hayati yang mampu memperbaiki kesuburan pada tanah. Bioneensis terbuat dari konsorsium bakteri indigenous di perakaran kelapa sawit (rizhosphere), mengandung lebih dari 108 bakteri penambat N, pelarut P, dan penghasil IAA yang berfungsi sebagai plant growth promoting rhizobacteria (PGPR).
Penelitian ini dilaksanakan di kebun praktek TBM karet Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI), dilaksanakan pada bulan Juni 2022 – Agustus 2022. Tujuan penelitian adalah menguji efektifitas pengaplikasian berbagai dosis pupuk Bioneensis tarhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame sebagai tanaman tumpang sari di areal TBM karet dan menganalisa beberapa parameter pengamatan tanaman kedelai edamame pengaruh dari pupuk konsorsium mikroba (Bioneensis) di areal TBM karet. Penelitian ini menggunaknan rancangan acak kelompok (RAK) Non Faktorial, parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang jumlah daun, indeks luas daun, jumlah polong isi pertanaman, jumlah biji pertanaman, berat biji pertanaman, berat polong isi pertanaman, jumlah bintil akar, hasil perpetak dan hasil perhektar.
Hasil dari penelitian yang telah diuji menggunakan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan P3 (10 kg Bioneensis/bedengan) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah helai daun majemuk, indeks luas daun, jumlah biji, berat biji, berat polong, hasil perpetak dan perhektar. Sedangkan perlakuan P2 ( 5 kg Bioneensis/bedengan) menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah polong. Perlakuan P1 (2,5 kg Bioneensis/ bedengan) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap bintil akar.
Detail Information
Item Type |
Bachelor's Thesis
|
---|---|
Penulis |
HANAFI HARUN SIPAYUNG - Personal Name
|
Student ID |
1801183
|
Dosen Pembimbing |
Dr. Suroso Rahutomo, M.Agr. St., S.P - - Dosen Pembimbing 1
Aries Sukariawan, S.P., M.P - - Dosen Pembimbing 2 Sakiah, S.P., M.P. - - Dosen Pembimbing 3 |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Institut Teknologi Sawit Indonesia : Institut Teknologi Sawit Indon., 2022 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
2022 HAN E
|
Copyright |
Institut Teknologi Sawit Indonesia
|
Doi |