Text
KAJIAN PERBANDINGAN PRODUKSI FREKUENSI SADAP KARET D/4 DAN D/5 PADA KLON PB 330 STUDI KASUS DI KEBUN GUNUNG PARA AFDELING V PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO
XMLMUHAMMAD DZAKI SUKANI. KAJIAN PERBANDINGAN PRODUKSI
FREKUENSI SADAP KARET D/4 DAN D/5 PADA KLON PB 330
STUDI KASUS DI KEBUN GUNUNG PARA AFDELING V PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO). Tugas Akhir Mahasiswa
Program Studi Budidaya Perkebunan dibimbing oleh Ingrid Ovie Y.S,
S.P.,M.Sc dan Sri Murti Tarigan, S.P.,M.P
Penurunan frekuensi penyadapan bukan hal baru. Penyadapan D/2 tanpa stimulan
merupakan sistem sadap yang umum. Sistem sadap frekuensi rendah berarti
menggunakan frekuensi penyadapan lebih rendah dari D/3, misalnya D/4, D/5 atau
D/6. Tingginya biaya tenaga kerja merupakan faktor utama penerapan sistem
sadap ini. Pada prinsipnya, semakin rendah frekuensi sadap, maka tenaga
penyadap yang dibutuhkan semakin sedikit.
Tujuan penelitian diantaranya mengetahui perbandingan produksi dan
produktivitas, prestasi harian penyadap, HKO (hari kerja orang) penyadap, dan
man to land ratio. Penelitian menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan
pengumpulan data sekunder di afdeling V Kebun Gunung Para PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero). Penelitian ini dilaksanakan di Afdeling V Kebun Gunung
Para PT. Perkebunan Nusantara III (persero). Waktu penelitian dilakukan selama
6 bulan, mulai bulan Maret-Agustus 2020. Penelitian menggunakan metode analisa
deskriptif yaitu dengan pengumpulan data sekunder di Afdeling V Kebun Gunung
Para PT. Perkebunan Nusantara III (persero). Pengamatan penelitian meliputi:
survei lokasi, pengumpulan data tahun 2018 dan 2019, analisa data.
Berat karet kering (gram) perpohon pada Klon PB 330 dan penerapan frekuensi
sadap D/4 lebih rendah dibandingkan frekuensi sadap D/5. Jika dihitung total
gram karet kering perpohon pada frekuensi sadap D/4 sebesar 41
gram/pohon/sadap dan pada frekuensi sadap D/5 gram karet kering sebesar 57
gram/pohon/sadap sesuai dengan Tabel 4.4 dikalikan dengan masing-masing
jumlah hari sadap selama setahun (90/72) maka pada frekuensi sadap D/4
diperoleh hasil sebesar 3.690 gram/pohon per tahun sedangkan pada frekuensi
sadap D/5 sebesar 4.104 gram/pohon per tahun. Maka perubahan frekuensi sadap
dari D/4 menjadi D/5 menunjukan bahwa jumlah gram karet kering perpohon per
sekali sadap mengalami peningkatan.
Detail Information
Item Type |
Bachelor's Thesis
|
---|---|
Penulis |
MUHAMMAD DZAKI SUKANI - Personal Name
|
Student ID |
1601120
|
Dosen Pembimbing | |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Institut Teknologi Sawit Indonesia : Medan., 2021 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
2021 Muh K
|
Copyright |
Institut Teknologi Sawit Indonesia
|
Doi |