Text
PENGARUH PERLAKUAN HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) PADA LAJU PERTUMBUHAN PLUMULA DAN RADIKULA BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
XMLBOBY CHANDRA APRIDANI PANGGABEAN, 2021. PENGARUH PERLAKUAN HIDROGEN PEROKSIDA (H2O2) PADA LAJU PERTUMBUHAN PLUMULA DAN RADIKULA BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.). Tugas Akhir Mahasiswa STIPAP Program Studi Budidaya Perkebunan dibimbing oleh Retno Diah Setiowati, S.Si., M.Sc, dan Eka Bobby Febrianto, S.P.,M.Si.
Daya berkecambah benih kelapa sawit sangat rendah. Secara alami, dibutuhkan waktu ± 1 tahun untuk perkecambahan dengan daya berkecambah hanya 40%. Penelitian ini perlu dilakukan untuk menemukan metode yang tepat untuk meningkatkan daya kecambah benih. Di sisi lain, pertambahan panjang plumula dan radikula berpengaruh pada kesiapan kecambah untuk dipasarkan maupun masa simpan kecambah. Untuk itu, diperlukan informasi mengenai pengaruh perlakuan Hidrogen Peroksida terhadap laju pertumbuhan plumula dan radikula.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat Kab.Simalungun. Waktu penelitian dimulai pada September 2020 sampai Desember 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Hidrogen Peroksida (H2O2) pada laju pertumbuhan plumula dan radikula benih kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan perlakuan perendaman yaitu (H1) Hidrogen Peroksida (H2O2) 1,5% dan (H2) air biasa dengan 3 ulangan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Hidrogen Peroksida (H2O2) 1,5% tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan plumula dan radikula. Perlakuan Hidrogen Peroksida (H2O2) 1,5% menghasilkan daya kecambah yang lebih tinggi dibanding perlakuan perendaman air biasa. Daya kecambah pada perlakuan H2O2 1,5% sebesar 96% sedangkan pada perlakuan perendaman menggunakan air biasa sebesar 87%. Angka kecambah normal pada perlakuan Hidrogen Peroksida (H2O2) lebih tinggi dari pada perlakuan air yaitu 97,3% pada perlakuan Hidrogen Peroksida (H2O2) dan 95,6% pada perlakuan air. Perlakuan perendaman Hidrogen Peroksida (H2O2) menghasilkan angka kecambah abnormal lebih rendah yaitu 2,7% dari pada perlakuan perendaman air sebesar 4,4%.
Detail Information
Item Type |
Bachelor's Thesis
|
---|---|
Penulis |
BOBY CHANDRA APRIDANI PANGGABEAN - Personal Name
|
Student ID |
1701008
|
Dosen Pembimbing |
Retno Diah Setiowati, S.Si., M.Sc - - Dosen Pembimbing 1
Eka Bobby Febrianto, S.P.,M.Si - - Dosen Pembimbing 2 |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement | |
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Institut Teknologi Sawit Indonesia : Medan., 2021 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
2021 Bob P
|
Copyright |
Institut Teknologi Sawit Indonesia
|
Doi |